elfaakir_23

coretan sang fajar

Jawaban untuk Soal Agama (part 1)

Pertanyaan Ke-1

Pada dasarnya semua agama samawi memiliki ajaran ketuhanan monotheisme, namun pada perkembangannya menjadi monotheisme hakiki dan monotheisme nisbi. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kedua monotheisme tersebut, dan bagaimana konsep ketuhanan menurut Islam?

JAWABAN Ke-1

Secara umum agama yang ada di dunia ini bisa dikategorikan kepada dua ketegori jika memandang latar belakang sumber agamanya, yaitu: agama ardi dan agama samawi. Agama ardi adalah agama yang berkembang berdasarkan budaya, daerah, pemikiran seseorang yang kemudian diterima secara global, serta tidak memiliki kitab suci dan bukan berlandaskan atas wahyu, misalnya: zoroaster, majusi, taoisme, animisme, dan konghuchu. Sedangkan yang termasuk pada agama samawi, adalah agama yang berlandaskan pada wahyu, mempunyai kitab suci, mempunyai Nabi, tidak terbatas oleh kebudayaan, dan mengajarkan monoteisme, misalnya Islam, yahudi, dan kristen; tapi pada perkembangannya yang diakui sebagai agama samawi hanyalah Islam saja, karena agama kristen dan yahudi sudah mengalami peruahan yang banyak akibat dari ulah para pendeta dan rabi mereka, sehingga agama kristen dan yahudi sekarang tidaklah sama dengan agama kristen dan yahudi yang dibawa oleh Nabi Isa dan Nabi Musa yang mengajarkan pada Tauhid.

Pembagian agama dalam kajian ilmu perbandingan agama hanya terkait pada ardi – samawi, semitik – non-semitik, misi – non-misi, dan geografi-rasial – universal saja. Karena pada hakikatnya monoteisme adalah mempercayai hanya ada satu Tuhan saja yang ada di dunia atau dalam istilah Islam dikenal dengan konsep Tauhid (mengesakan Tuhan), tapi pada perkembangannya dibagi menjadi dua, yaitu monoteisme hakiki dan monoteisme nisbi, seperti yang tercantum pada buku pengantar ilmu agama yang ada di ITS. Pada buku tersebut, dikatakan bahwa monoteisme hakiki, adalah monoteisme yang bersifat mutlak, abadi, berasaskan wahyu, dan kebenarannya bersifat hakiki, tidak terbatasi oleh faktor geografis, ras, dan waktu, sehingga yang paling cocok untuk disebut sebagai monoteisme hakiki adalah agama Islam saja. Sedangkan monoteisme nisbi, adalah monoteisme yang bersifat relatif, kebenarannya terbatas pada aspek geografis, ras, dan faktor pembeda lainnya, selain itu pada monoteisme nisbi juga tidak berlandaskan pada wahyu, dan tidak mempunyai kitab suci, sehingga seringkali ada  perbedaan dalam agama tersebut di beberapa daerah, misalnya: Hindu di Bali, tidaklah sama dengan Hindu yang ada di China, Taoisme, aliran kebatinan, dan bahkan agama Yahudi dan Agama Kristen pun dikategorikan pada kelompok monoteisme nisbi ini, dikarenakan ke-tauhidan-nya telah dicampur dengan kepercayaan lain, yaitu trinitas, dan menganggap Tuhan sudah bersekutu dengan makhluknya yang lain. (#komentar: bagi ana pribadi, monoteisme hakiki dan monoteisme nisbi ini tidaklah berbeda dengan pembagian agama samawi-ardi, hanya berbeda pengistilahan saja).

Konsep ketuhanan menurut Islam adalah bagaimana seseorang menjadikan sesuatu sebagai suatu sesembahan baginya (menjadikan sesuatu sebagai tuhan). Dalam Islam, Ilah atau tuhan dapat bersifat apa saja, baik itu yang bersifat fisik (dapat disentuh dengan panca indera) atau yang bersifat imateri (tidak dapat disentuh dengan panca indera) yang dimana sesuatu tersebut dipertuhankan secara langsung ataupun dengna seara tidak langsung seperti dengan pemujaan sepenuh hati, pengharapan, tunduk, tawakkal, dan menganggapnya sebagai sumber kebaikan dan keburukan.

Dan bentuk ketuhanan Islam sendiri dikenal dengan konsep tauhid, yaitu pengesaan Allah baik dalam tataran tauhid rububiyyah, uluhiyyah atau asma wa shifat. Tauhid Rububiyyah berkaitan dengan konsep pengesaan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berperan menciptakan, mengatur, dan mengurus alam semesta ini beserta isinya, sedangkan Tauhid Uluhiyyah adalah pengesaan Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak untuk disembah, dan tidak ada Dzat lain yang boleh disembah, kecuali Allah, sedangkan Tauhid Asma’ wa Shifat berkaitan dengan pengesaan Allah bahwa Allah itu mempunyai nama-nama yang khusus hanya boleh dimiliki oleh-Nya, dan shifat-shifat ketuhanan yang hanya dimiliki oleh-Nya saja, tanpa akan pernah ada satu pun makhluk yang dapat menyamainya sedikitpun. Konsep inti Tauhid tertulis dalam Al-Quran pada surat Al-Ikhlash:

“katakanlah Muhammad: “Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah tuhan yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada satu pun yang menyamainya” (Al-Ikhlash: 1-4)

Selain itu, dalam Islam juga hanya ada satu tuhan saja yaitu Allah dan tidak ada lagi Dzat yang layak untuk dipertuhankan selain daripada Allah, hal ini terdapat pada syahadat sebagai identitas dasar atas keislaman seseorang:

“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”

Hal tersebut sekaligus menjelaskan konsep bertuhan dalam Islam yang menafikan keberadaan tuhan di alam semesta ini kecuali hanya Allah saja yang telah jelas-jelas benar adanya baik dibuktikan secara literatur, ataupun penelitian-penelitian ilmiah seperti yang dilakukan oleh Harun Yahya.

Sehingga ketika seorang muslim telah mencampur adukkan antara keimanan kepada Allah dengan kebathilan (mempertuhankan tuhan selain Allah) bisa masuk kepada kategori musyrik dan kafir yang artinya orang tersebut telah keluar dari Islam karena telah mengalami penyimpangan dalam hal yang paling prinsipil dalam Islam, yaitu ‘aqidah.

Wa laa talbisul haqqa bil baathili wa taktumul haqqa wa antum ta’lamuun (albaqarah: 42)

“dan janganlah kamu mencampur adukkan antara alhaq dengan kebathillan, dan janganlah kamu menyembunyikan Al-haq, padahal kamu mengetahuinya” (Albaqarah:42).

Karena sesungguhnya telah jelas antara Alhaq yaitu kebenaran diinul Islam dan kesempurnaannya ajarannya, sehingga tidaklah layak bagi kita untuk melakukan berbagai penyimpangan diatas agama ini, apalagi untuk menolak Alhaq baik secara langsung ataupun tidak langsung. Islam hanya memberikan pilihan dengan konsekuensinya bagi setiap orang dan tidak memberikan pemaksaan untuk memeluk agama Isam ini, jika orang tersebut menerima Islam sebagai agamanya dan menjalankan Islam secara kaffah, maka baginya adalah surga yang kekal di dalamnya, dan jika menolak maka baginya adalah neraka yang kekal juga di dalamnya. Dan bentuk ketidak memaksaan ini pun dijelaskan dalam Alquran:

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Albaqarah: 256)

Selain itu, agama Islam juga mempunyai dua buah sumber hukum dalam pegangan dalam menjalankan diinul Islam, yaitu Al-quran dan As-Sunnah, seperti yang disebutkan dalam sebuah hadits yang sangat masyhur: “aku (Nabi Muhammad SAW) tinggalkan untuk kalian dua perkara yang jikalau kalian berpegang teguh kepadanya kalian tidaklah akan pernah tersesat selamanya, yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya” (H.R Malik, Al-Muwatha’). Al-Quran berfungsi sebagai kitab suci yang pertama dan utama sebagai rujukan ber-Islam, sedangkan As-Sunnah berfungsi sebagai penjabar dari apa yang ada di dalam Al-Quran dan sebagai sumber hukum yang kedua dalam Islam.

Keabsahan diinul Islam dan Al-Quran merupakan sesuatu yang mutlak, dan penjagaannya langsung dijaga oleh Allah sehingga Al-Quran yang dibaca oleh ummat Islam sekarang adalah sama isinya dengan Al-Quran yang dibaca pada semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, hal ini dengan jelas Allah berfirman dalam Q.S. Al-Hijr: 9,

“sesungguhnya Kami-lah yang telah menurunkan Adz-Dzikra (nama lain Al-Quran), dan sesunguhnya Kami-lah yang pasti akan menjaganya” (Al-Hijr: 9)

Selain itu, hanya agama Islam lah satu-satunya agama yang tetap terjaga kemurniannya sampai akhir masa, karena agama samawi yang lainnya telah mengalami banyak penyimpangan dalam konsep inti agamanya, misalnya agama Kristen yang berkembang dengan konsep trinitasnya, padahal Nabi Isa tidaklah pernah sekali-kali mengajarkan kemusyrikan kepada ummatnya, pun dengan agama Yahudi yang selalu diubah-ubah oleh rabinya sesuai dengan kebutuhan rabinya. Sehingga layak dan sangat pantas jika dikatakan hanya Islam lah satu-satunya agama yang diakui dan diridhai oleh Allah karena kesempurnaan agamanya yang telah tsubut/ tetap yang ditandai dengan turunnya wahyu yang terakhir sebagai penegasan telah tsubutnya diinul Islam dan tidak akan mengalami revisi di kemudian hari.

“Pada hari ini telah aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah aku cukupkan nikmatku untukmu, dan telah aku ridhai Islam sebagai agamamu” (Al-Maidah: 3)

Wallahu A’lam bish Shawwab

Leave a comment

Information

This entry was posted on January 4, 2012 by in Islam.